TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru dari Melbourne University menunjukkan penyandang disabilitas laki-laki lebih rentan melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan penyandang disabilitas perempuan. Penelitian ini dilakukan terhadap 8000 pria berumur 15 sampai 65 tahun dari berbagai kalangan.
Baca: Dokter Jelaskan Beda Difabel Mental yang Bisa dan Tak Ikut Pemilu
Penelitian terbagi dalam dua sesi. Pertama, sesi untuk pria dari kelompok penyandang disabilitas dan sesi kedua untuk pria dari kalangan non-disabilitas. Ragam disabilitas nya juga berbeda-beda, termasuk disabilitas psikologis dan intelektual.
"Kondisi ini tidak mengherankan karena mereka juga harus bersaing dengan ketersediaan lapangan kerja, hubungan sosial, tempat tinggal, dan jaminan finansial, sehingga bila salah satu dari faktor itu tidak tersedia, kondisi psikologi sosial mereka rentan jatuh,” ujar Glen Poole, Chief Executive Officer The Australian Men’s Health Forum atau AMHF, seperti dikutip dari situs disabilitysupportguide, Senin 28 Januari 2019.
Pemaparan data dan tujuan dari penelitian ini, menurut Poole, agar tercipta langkah advokasi yang lebih nyata bagi penyandang disabilitas, terutama difabel pria untuk mencegah percobaan bunuh diri. Sebab, berdasarkan penelitian, penyandang disabilitas pria 10 persen lebih banyak yang melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan pria dari kalangan non-disabilitas sebesar 4 persen.
Bahkan pada penelitian disebutkan secara lebih rinci, 42 persen penyandang disabilitas pria berumur 16 sampai 64 tahun yang memiliki kondisi cukup berat berpikir untuk melakukan bunuh diri dan 18 persen diantaranya sudah pernah melakukan percobaan bunuh diri. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki akses dalam kehidupan sosial, tidak memiliki akses untuk menjalankan kehidupan sehari-hari, dan tidak memiliki akses komunikasi yang baik dengan lingkungan sosialnya.:
Baca juga: Musikus Disabilitas Turut Menentang RUU Permusikan
Menurut Poole, salah satu solusi yang harus dilakukan adalah memperbaiki cara berkomunikasi antara penyandang disabilitas dengan lingkungan di sekitarnya melalui kampanye #Better4Men. “Tersedianya dukungan di berbagai segi kehidupan bagi para pria ini sangat diperlukan, terutama dukungan yang mengacu pada kebutuhan terbesar dalam kehidupan sehari hari mereka,” ujar Poole. Salah satu contoh bentuk dukungan nyata itu berasal dari kelompok atau komunitas terdekat.